Bicara tentang setting, sebenarnya saya bukan orang yang terlalu cerewet tentang setting kalau sedang membaca buku. Maksudnya gini, ada teman yang bilang kalau dia membaca deskripsi tentang setting tempat di sebuah novel, dia akan membacanya dengan perlahan sembari membayangkan apa yang digambarkan di novel tersebut. Tak cukup sampai di situ, ia akan mengulang lagi membacanya sampai setting tempat itu benar-benar sempurna terbayang dalam imajinasinya. Saya orangnya bukan yang tipe seperti itu. Saya sih biasanya baca aja terus. Kalau nempel ya nempel. Kalau enggak ya sudahlah. Bahkan kalau setting yang detail dan panjaaaaaang banget bakalan saya skip bacanya. Saya bisa berubah cerewet tentang setting jika setting itu pernah saya datangi atau rasakan. Baru deh kalau gitu saya bisa detail membacanya. Kalau enggak cocok, bisa cerewet juga ngomel-ngomel di review. Tapiiii… Itu juga kalau memang saya lagi mood bawelnya. Ada juga setting yang enggak coco
Selaksa Cerita dalam Kata